Inilah 4 Tips Menyusun Pidato Persuasif

Pidato persuasif adalah jenis pidato yang bersifat mengajak, mempengaruhi, dan menarik perhatian para pendengar agar mau mengikuti tindakan sesuai dengan isi pidato tersebut. Isi pidato persuasif berlandaskan masuk akal, argumentasi yang logis, kuat, dan dapat dipertanggungjawabkan.


Pidato persuasif merupakan salah satu pidato yang efektif digunakan untuk menggerakkan para pendengar agar berbuat yang lebih baik. Orang yang berpidato (orator) biasanya menyelipkan pesan atau himbauan dengan kalimat yang mudah dipahami.


Pidato persuasif seperti ini banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari seperti peringatan hari pahlawan, upacara bendera di sekolah, ajakan pecinta alam, hari kemerdekaan, dan lain-lain.

Ciri-ciri Pidato Persuasif

Pidato persuasif memiliki ciri-ciri yang membedakan dengan jenis pidato lainnya. Berikut adalah ciri-ciri pidato persuasif yang bisa kita gunakan untuk pato0kan membuat pidato persuasif:

Bersifat mengajak

Pidato persuasif memiliki sifat mengajak atau memengaruhi pendengar. Saat berpidato, orator menggunakan kalimat mengajak atau himbauan. Biasanya ditandai dengan kata “Ayo”, “Mari”, dan lain-lain.

Menggunakan kalimat efektif

Saat berpidato, orator menggunakan kalimat yang efektif dan tidak berbelit-belit agar mudah dipahami oleh para pendengar. Adanya kalimat efektif, pendengar akan merasa senang mendengarkan pidato dan tidak cepat bosan.

Membangun emosi

Arti dari membangun emosi bukan berarti orator menampakkan emosi marah atau emosi sedih. Namun emosi dalam berpidato adalah pendengar mampu merasakan apa yang disampaikan oleh orang yang berpidato. Pendengar akan merasa tersentuh emosinya ketika mendengarkan pidato. Jika sudah tersentuh emosi, maka pendengar akan sukarela mengikuti ajakan dari orator.


Tips menyusun pidato persuasif

1. Memilih tema pidato

Memilih tema yang cocok, dipastikan kita sebagai orator sudah mengetahui informasi terkait topik yang ingin disampaikan. Tema juga berfungsi untuk menarik perhatian pendengar. Misalnya: berpidato hari pahlawan. Orator tentunya sudah menguasai tentang siapa pahlawan yang akan kita bahas dan apa saja materi pendukungnya seperti bagaimana sikap kita untuk meneladani pahlawan.

2. Tulis pokok-pokok yang ingin disampaikan

Apabila kita memilih tema yang cocok biasanya kita sudah mengetahui informasi terkait topik yang ingin disampaikan. Tema juga berfungsi untuk menarik perhatian pendengar. Contoh poin-poin yang bisa kita gunakan pada saat berpidato di hari pahwlawan antaralain; bagaimana perjuangan pahlawan untuk merebut kemerdekaan, bagaimana sikap dan sifat pahlawan yang perlu kita teladani, apa saja yang bisa kita teladani dari pahlawan di masa-masa pasca kemerdekaan.

3. Menentukan kerangka pidato

Dalam berpidato, orator perlu menentukan kerangka. Kerangka pidato ini bertujuan mempermudah orator dalam menyampaikan isi pidato agar lebih terstruktur. Kerangka pidato disusn setelah kita menentukan apa saja pokok-pokok pidato.
Contoh kerangka pidato yang bertema hari pahlawan:


a. pembukaan:
– salam pembuka
– ucapan kalimat pembuka
– ucapan penghormatan

b. isi:

– mengenang para jasa pahlawan yang telah mendahului kita

– mengajak generasi muda agar mengikuti jejak pahlawan dengan memperkuat rasa patriotisme dan nasionalisme.

– mengajak generasi muda mempertahankan negara Indonesia dengan prestasi-prestasi karya anak bangsa.


c. Penutup
– Kesimpulan pidato
– Harapan dari orator
– Ucapan permohonan maaf dan terima kasih
– Salam penutup

4. Mengembangkan kerangka pidato

Dalam mengembangkan kerangka pidato, orator perlu gaya bahasa yang tepat dan ringan sehingga pendengar memahami isi pidato tersebut. Bagi pemula sebaiknya membuat kerangka pidato yang telah dikembangkan untuk latihan. Sementara, bagi orator yang jam terbangnya cukup tinggi, pengembangan kerangka pidato bisa dilakukan langsung pada saat berpidato.

Leave a Comment