Ilmu atau العم dalam bahasa arab diartikan sebagai نور atau cahaya. Di dalam al qur’an kata ilmu disebut sebanyak 80 kali jumlah tersebut sudah dalam pengertian makrifat juga nakirohnya. Sedangkan kata ‘allama ya’lamu a’lim disebut lebih dari 100 kali penyebutan kata ilmu yang berulang-ulang inilah menjadi acuan atau dorongan bagi umat islam agar mau menuntut ilmu, karena dengan ilmulah derajat manusia lebih tinggi dari makhluk Alloh SWT lainnya. Hadits tentang menuntut ilmu cukup banyak, berikut adalah Hadits tentang menuntut ilmu lengkap dengan sanad, matan dan rawi.
Hadits Menuntut Ilmu dari Buaian Hingga Liang Lahat
Adapun terkait kewajiban menuntut ilmu Rasululloh Saw berulang kali memberikan motivasi kepada para sahabatnya agar mau menuntut ilmu bahkan hingga ke negeri china, juga menuntut ilmu adalah kewajiban setiap manusia baik dari buaian hingga liat lahat.
اطلب العم من المهد الى اللحد
” tuntutlah ilmu dari buaian hingga ke liang lahat”
Kata طلب diimbuhi dengan ا maka menjadi fi’il amar yang menunjukan kata perintah, maka artinya adalah tuntutlah.
Ayat Al-Qur’an tentang Menuntut Ilmu
Alloh SWT juga memberikan motivasi kepada umat islam yang mau menuntut ilmu dalam salah satu firmanNya dalam QS. Al mujadilah ayat 11.
يرفع الله الذين ءامنو منكم والذين اوتوا العلم درجت ، والله بما تعملون خبير
Al Mujadilah Ayat 11
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu, dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Alloh maha mengetahui sesuatu yang kamu kerjakan”.
Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim, karena ilmu adalah cahaya bagi sebuah negara. Jika masyarakatnya tidak berilmu maka gelaplah negaranya. Begitu juga dalam sebuah keluarga, jika sebuah keluarga tidak didasari dengan ilmu maka gelaplah masa depannya.
Masa depan yang bertujuan kepada amar ma’ruf nahi munkar juga menjadi sebaik-baiknya manusia dengan ilmu pulalah Alloh mengangkat derajat setiap manusia baik di dunia hingga kelak di akhirat, namun jangan lupakan ilmu harus diiringi dengan adab karna ilmu tanpa adab maka seperti pohon yang tidak berbuah atau dengan kata lain ilmu tanpa adab adalah sebuah kesia-siaan yang dapat menjadikan kehancuran manusia itu sendiri. Dalam sebuah maqolah disebutkan “ilmu tanpa adab seperti pohon yang tidak berbuah” .
Maka jelaslah disini bahwa menuntut ilmu bagi setiap manusia adalah fardhu yang artinya wajib untuk kemaslahatan manusia itu sendiri juga hubungannya dengan sesama manusia ataupun hubungannya dengan Tuhannya semua tak luput harus didasari dengan ilmu.
Pun kelak jika ia bercita-cita menjadi manusia yang beruntung diakhirat maka harus didasari ilmu sedini mungkin.
Hadits tentang Menuntut Ilmu Lengkap dengan Sanad, Matan dan Rawi
Hadits tentang menuntut ilmu cukup banyak. Berikut merupakan hadits tentang menuntut ilmu yang lengkap dengan sanad, matan dan rawinya. Disertakan juga bahasa arab dan arti dalam bahasa Indonesianya:
Hadits tentang Menuntut Ilmu dan Kemudahan Jalan Menuju Surga
عن كثير بن قيس قال : كنت جالسا عند أبي الدّرداء في مسجد دمشق , فأتاه رجل , فقال : يا أبا الدّرداء , أتيتك من المدينة – مدينة رسول الله صلّى الله عليه وسلّم – لحديث بلغني أنّك تـحدّث به عن النّبـيّ . قال : فما جاء بك تـجارة ؟ . قال : لا . قال : ولا جاء بك غيره ؟ . قال : لا . قال : فإنّي سمعت رسول الله صلّى الله عليه وسلّم يقول : ” من سلك طريقا يلتمس فيه علما سهّل الله له طريقا إلى الجنّة , وأنّ الـملائكة لتضع أجنحتها رضا لطالب العلم , وإنّ طالب العلم يستغفر له من في السّماء والأرض حتّى الحيتان في الـماء , وإنّ فضل العالم على العابد كفضل القمر على سائر الكواكب , إنّ العلماء هو ورثة الأنبياء , إنّ الأنبياء لم يورّثوا ولا درهما , إنّما ورّثوا العلم , فمن أخذه , أخذ بـحظّ وافر
Dari Katsir bin Qais Radhiyallahu’anhu, dia berkata : “Ketika aku sedang duduk disebelah Abu Darda’ di Masjid Damaskus. Tiba – tiba datang seorang laki – laki kepadanya, lalu laki – laki itu berkata : “Wahai Abu Darda’, Aku datang kepada mu dari kota Madinah –kota Madinah Rasulullah- untuk keperluan sebuah hadits yang sampai kepada ku bahwa engkau pernah meriwayatkan nya dari Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam. Abu Darda’ berkata : “Apakah kamu datang (sekalian) untuk berdagang?” Dia menjawab : “Tidak” Abu Darda’ berkata lagi : “Apakah kamu datang (sekalian) untuk keperluan selain itu?” Dia (laki – laki itu) menjawab : “Tidak” Abu Darda’ berkata : “Aku mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam bersabda : “Barangsiapa yang berjalan menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju Surga. Sesungguhnya para malaikat meletakkan sayap – sayap nya. Karena ridha kepada penuntut ilmu. Sesungguhnya orang menuntut ilmu akan dimintakan ampunan oleh makhluk yang ada di langit dan di bumi hingga ikan yang ada didalam air. Sesungguhnya keutamaan seorang alim (ulama) dibandingkan seorang ahli ibadah seperti keutamaan bulan atas seluruh bintang. Sesungguhnya para Ulama adalah pewaris para Nabi. Dan Sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan dinar ataupun dirham. Tetapi mereka hanya mewariskan ilmu. Barangsiapa yang mengambilnya, maka dia telah mengambil bagian yang banyak.”
[Hasan Shahih : Diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah rahimahullah dalam Sunan nya hadits no 223, Imam Abu Daud rahimahullah dalam Sunan nya, hadits no 3641. Imam Ibnu Hibban rahimahullah didalam Shahih nya hadits no 88. Imam At-Tirmidzi rahimahullah didalam Sunan nya hadits no 2682, Imam Ad-Darimi rahimahullah didalam sunan nya Imam Ahmad rahimahullah didalam Musnad nya, Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani rahimahullah, dan dihasankan oleh Syaikh Syu’aib, Syaikh Fawwaz, Syaikh Khalid, Syaikh Hamzah]
Hadits tentang Orang belajar dan mengajar ilmu dengan ikhlas seperti orang berjihad dijalan Allah
عن أبي هريرة قال : سمعت رسول الله صلّى الله عليه وسلّم يقول : ” من جاء مسجدي هذا ,لم يأته إلاّ لخير يتعلّمه أو يعلّمه , فهو بـمنـزلة الـمجاهد في سبيل الله , ومن جاء لغير ذلك , فهو بـمنـزلة الرّجل ينظر إلى متاع غيره ”
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu, dia berkata : “Aku mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam bersabda : “Barangsiapa yang datang ke masjid ku ini yang tidak lain kecuali hanya untuk kebaikan yang ingin dia pelajari atau yang ingin dia ajarkan. Maka kedudukan nya sama dengan seorang berjihad dijalan Allah. Dan barangsiapa datang dengan niat selain itu, maka kedudukan nya sama dengan seseorang yang hanya dapat memandang harta orang lain saja.”
[Hasan Shahih : Diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah dalam sunan nya hadits no 227. Dan ini lafadz milik nya. Diriwayatkan oleh Imam Ibnu Hibban dalam shahih nya hadits no 86. Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam musnad nya haidts no 8603. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dan Dihasankan oleh Syaikh Syuaib al-Arnauth].