Parang Tritis adalah salah satu destinasi wisata yang sejak lama ingin kukunjungi. Aku ingin menikmati suasana pantai ini bersama Widut tentu saja. Kesempatan kami untuk pacaran memang ada setelah nikah dan lebaran tahun 2018 ini baru kesampaian pergi ke sana. Itu pun sebenarnya tanpa ada rencana jauh-jauh hari melainkan rencana yang muncul secara spontan.
Perjalanan ke Parang Tritis dari tempat menginap membutuhkan waktu sekitar 1.5 jam. Kami tiba di terminal Parang Tritis sekitar pukul 10.00 WIB dan langsung berjalan menuju pantai dengan berjalan kaki. Kami sempat mengintip gadget untuk melihat apakah ada transportasi online yang bisa dipesan di sini. Kulihat aplikasi Go-Jek tidak ada driver yang tersedia di area wisata ini. Padahal! salah satu tujuan yang ingin kudatangi adalah gumuk pasir Parang Kusumo. Sejak pertama kali datang ke Parang Kusumo saat PKL jurusan Geografi dulu, aku sudah sangat terpukau dengan kekuatan alam yang membentuk bentang Parang Kusumo.
Siang itu, di pantai ParangTritis, aku tidak mengijinkan si K untuk bermain ombak. Menurut sopir bus yang kami tumpangi, sore hari sebelumnya ada 2 orang hilang yang terseret ombak. Dinas Pariwisata pun menghimbau agar berhati-hati ketika bermain ombak karena banyak ubur-ubur yang menepi ke tepi pantai dan ada beberapa wisatawan yang disengat olehnya.
Bergantian Gendong Si K
Area wisata Parang Tritis yang begitu luas membuat kami kecapekan untuk menggendong si K di sepanjang perjalanan. Untuk itu, kami berinisiatif untuk bergantian menggendongnya. Apalagi jarak dari Parang Tritis ke Parang Kusumo lumayan jauh menurut si Widut.
Selama perjalanan di sekitar area wisata, si K selalu tertarik dengan kolam pemandian air tawar yang tersedia di pinggir pantai Parang Tritis. Memang saat kami ke sana, suhu udaranya sangat panas dan terik mentari begitu menyilaukan.
Perjalanan kami berhenti hanya sampai pada area wisata Parang Tritis baru. Widut sudah menyerah dan mengajak mencari penginapan untuk beristirahat dulu. Walhasil Parang Kusumo tidak jadi dikunjungi. Sebetulnya aku sedikit kecewa.
Mencari Penginapan Di Area Parang Tritis
Karena Parang Kusumo tidak jadi dikunjungi saat itu, maka aku memutuskan untuk mencari penginapan di daerah dekat situ saja biar nanti kalau melanjutkan perjalanan ke Parang Kususmo tidak kejauhan. Tapi ternyata setelah melihat-lihat beberapa penginapan ternyata tidak ada yang cocok. akhirnya aku memutuskan untuk kembali ke jalan raya utama dan mencari penginapan di sekitar sana.
Banyak penginapan yang kami temui tetapi belum juga ada yang cocok. Aku mematikan penginapan yang dicari harganya murah tapi aman dan nyaman. Disamping itu halamannya juga harus luas untuk memberi ruang pada si K bermain-main. Dia akan jenuh dan rewel jika tidak bisa bermain lari-larian. Seperti sedang dipenjara saja. Karena tidak menemukan penginapan yang cocok maka aku memutuskan untuk mengajak Widut menyewa penginapan Anoman. Penginapan yang dulu pernah kutempati tinggal selama 3 hari saat mengikuti PKL jurusan Geografi. Biayanya cukup murah yaitu milai dari Rp. 30.000. Kami mengambil kamar yang harganya Rp. 60.000 sesuai perhitungan yang matang.