Mudik Lebaran hari raya Idul Fitri tahun 2018 ini tidak seperti biasanya. Kalau biasanya waktu mudik sampai hitungan bulan, kali ini tidaklah begitu. Banyaknya pekerjaan yang harus diselesaikan dalam waktu dekat membuatku mengurungkan diri untuk berlama-lama di kampung halaman. Alasannya adalah di sana koneksi internetnya tidak bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan kerja. Walhasil kami hanya dua minggu saja di sana.
Sebelum balik ke Salatiga, kami memutuskan untuk jalan-jalan ke Yogyakarta terlebih dahulu. Rencananya, kami akan berada di sana selama tiga hari untuk hunting foto sebanyak-banyaknya sebagai bekal untuk mengisi blog. Kami pun kemudian mencari informasi seputar travel yang bisa digunakan dari Bojonegoro ke Yogyakarta. Ketemulah travel Rama Sakti dengan biaya lumayan terjangkau yaitu Rp. 90.000 per penumpang. Kami memesannya lewat telpon dan membayar biayanya melalui transfer antar bank.
Perjalanan dari Bojonegoro sampai di Yogyakarta membutuhkan waktu sekitar 6 jam. Travel yang kami tumpangi tidak bisa mengantarkan sampai ke tempat tujuan yaitu di griya Pleret Asri, tempat yang kami rencanakan untuk menginap. Kami diturunkan di depan terminal Giwangan dengan tambahan biaya Rp. 10.000. Kami pun kemudian memesan Gojek untuk menuju ke Griya Pleret Asri dengan biaya Rp. 26.000 menggunakan metode pembayaran cash. Malam itu, kami menginap di Griya Pleret Asri, di rumah teman.
Berangkat Ke Parang Tritis
Tanggal 02 Juli 2018 pukul 07:52 WIB, kami berangkat ke Parang Tritis. Kami memesan Go-Car dari Griya Pleret Asri sampai ke terminal Giwangan dengan biaya Rp 24.000 menggunakan metode pembayaran gopay. Sesampainya di terminal Giwangan, kami harus mencari ATM dulu untuk bekal ke Parang Tritis. Usai dari ATM, kami kembali ke terminal. Di sana, kami bertanya pada seseorang mengenai bus jurusan ke Parang Tritis. Apes! yang kami tanyai malah tukang ojek yang menawari kami layanan ojeknya dan menjawab pertanyaan kami dengan mbulet. Aku pun memutuskan untuk masuk ke dalam terminal dan menanyakan langsung mengenai bus jurusan parang tritis ke petugas terminal. Kami melihat petugas terminal sangat sibuk, aku pun kemudian memtutuskan untuk bertanya kepada seorang crew bus Trans jogja dan mendapatkan jawaban yang memuaskan.
Bus yang menuju ke Parang Tritis adalah bus kecil (bus mini) yang sebagian diantaranya tampak kurang perawatan. Lecet sana sini dan tampak kumuh. Sebelum bus yang kami tumpangi berangkat, tampak seorang calo naik dan menarik biaya perjalanan kepada semua penumpang termasuk kami. Kami ditarik biaya sebesar Rp. 20.000 per penumpang. Setelah semua penumpang membayar kemudian calo itu turun dan meminta sopir bus untuk segera memberangkatkan bus yang kami tumpangi. Sopir dan calo itu tampak berdiskusi sebentar kemudian si calo kembali naik ke atas bus dan meminta seorang penumpang perempuan turun karena bus yang kami tumpangi akan langsung menuju Parang Tritis. Tidak melalui rute biasanya. Sehingga penumpang perempuan yang awalnya sudah membayar biaya Rp. 5.000 tersebut terpaksa turun dan meminta uangnya kembali.
Perjalanan yang kami butuhkan untuk sampai ke Parang Tritis dari terminal Giwangan membutuhkan waktu sekitar 1,5 jam. Meskipun bus yang kami tumpangi tidak mengambil penumpang di jalan tetapi pak supir mengemudikan bus tersebut dengan sangat pelan. Sampai kami kuwalahan menenangkan si K yang sudah bosan diam saja di atas bus. Sekitar pukul 10.00 WIB kami sampai di Parang Tritis.