Maulana Malik Ibrahim atau yang dikenal dengan Sunan Gresik merupakan salah satu wali songo (Sembilan wali) yang menyebarkan ajaran agam Islam di Pulau Jawa. Ada yang menyebutkan bahwa Sunan Gresik lahir di Samarkand, Uzbekistan, Asia Tengah pada awal abad ke-14. Melansir dari buku Sejarah Wali songo karya Zulham Farobi bahwa, meskipun bukti-bukti yang ditemukan belum dapat memberi kepastian akan asal usul Sunan Gresik, namun dapat diperkirakan bahwa Sunan Gresik datang pada tahun 1404 M.
Sejak kecil sang ayah telah mendidik Sunan Gresik untuk menjadi pribadi yang bersopan santun dan berjiwa besar. Pada sekitar abad ke-14 Maulana Malik Ibrahim atau yang bisa dikenal dengan Sunan Gresik menyebarkan ajaran agama Islam ke Asia Tenggara. Beliau berlabuh di desa Leran, Gresik, yang saat itu Kerajaan Majapahit tengah berkuasa. Mayoritas masyarakat saat itu juga memeluk ajaran agama Hindu dan Budha.
Sikap Teladan Sunan Gresik
Sifatnya yang ramah dan lembut kepada siapa saja tidak hanya umat muslim, namun juga umat Hindu dan Budha membuat Sunan Gresik dikagumi dan dihormati oleh masyarakat. Perjuangan Sunan Gresik dalam berdakwah sangat panjang. Beliau memberikan pandangan baru mengenai kasta masyarakat kala itu, bahwa kedudukan setiap manusia itu sama. Allah tidak pernah membeda-bedakan manusia, sebab derajat manusia itu sama di mata Allah. Pandangan tersebut dapat menarik masyarakat dari kasta sudra dan waisya, seperti masyarakat di kelas sudra dapat bergaul dengan kalangan kelas atas, atau tidak di beda-bedakan. Dihadapan Allah semua manusia adalah sama, yang membedakan hanyalah ketakwaan di sisi Allah swt. Dengan adanya pandangan ini kasta sudra dan waisya merasa lega, mereka merasa dibela dan dikembalikan haknya sebagai manusia secara utuh, sehingga mereka tertarik untuk masuk agama Islam tanpa adanya paksaan sedikitpun. Perjuangan dakwah beliau untuk menyebarkan ajaran agama Islam sangatlah gigih, sehingga beliau dapat menyebarkan Islam dengan damai. Berikut sikap Sunan Gresik yang dapat kita jadikan teladan dalam kehidupan sehari-hari:
1. Berjiwa sosial yang tinggi
Sunan Gresik merupakan tokoh yang peduli terhadap sesama, hal ini dapat dilihat dengan adanya pengobatan gratis yang dilakukan terhadap masyarakat yang terkena penyakit, yaitu dengan memberikan ramuan dari bahan-bahan alami tertentu.
2. Cerdas
Sunan Gresik dikenal sebagai guru yang mengajarkan agama Islam dengan baik. Bahkan saat mengajari rakyat dari golongan bawah yang pengetahuannya masih kurang, beliau tetap mengajarinya sesuai dengan kapasitas agar dapat dipahami oleh masyarakat tersebut. Sesuai dengan ajaran Nabi yang menganjurkan agar agama disebarkan dengan cara yang mudah, tidak dipersulit, umat dibuat nyaman dan tidak terancam. Selain itu, beliau juga memiliki ide untuk mengalirkan air dari gunung untuk mengairi lahan pertanian penduduk supaya subur dan mendapatkan hasil panen yang banyak, sehingga dapat meningkatkan taraf hidup rakyat.
3. Ramah dan berkepribadian yang luhur
Syekh Maulana Malik Ibrahim memiliki sifat ramah dan terhadap siapa saja. Hal ini terbukti bahwa ketika beliau tiba di Gresik, yang mana pada saat itu tengah dikuasai kerajaan Majapahit dan masyarakatnya mayoritas beragama Hindu dan Budha, bahkan ada yang tidak memiliki agama. Namun beliau tidak serta merta menghakimi kepercayaan mereka yang tidak sejalan, tetapi mendekati mereka dan memberikan arahan untuk mengenal ajaran agama Islam.
4. Bekerja keras
Syekh Maulana Malik Ibrahim merupakan tokoh yang gigih dan bekerja keras, beliau tidak pernah mengenal lelah dalam menyebarkan ajaran agama Islam. Saat menyiarkan agama Islam, beliau juga memberikan pengetahuan mengolah tanah yang baik, agar mendapatkan hasil panen dari sawahnya yang meningkat. Selanjutnya, mereka diajarkan untuk bersyukur kepada Allah atas hasil yang diperoleh.
5. Bersikap toleran dan cinta damai
Kedatangan Syekh Maulana Malik Ibrahim ke Gresik yang saat itu tengah dikuasai Kerajaan Majapahit, tidak membuatnya untuk mundur, beliau tidak menyebarkan ajaran agama Islam dengan arogan, justru sifatnya yang ramah dan saling menghargai kepercayaan masing-masing dapat membantunya untuk menyebarkan ajaran agama Islam, seperti dengan menggunakan strategi berdagang, mengobati masyarakat yang sedang sakit hingga mendirikan pondok pesantren agar ajaran agama Islam ini ada yang meneruskan ketika beliau wafat.
Hampir seluruh kisah hidupnya dihabiskan untuk berdakwah dalam menyebarkan ajaran agama Islam, beliau wafat tahun 1419 M. Makamnya kini terdapat di desa Gapura, Gresik, Jawa Timur. Artikel di atas merupakan sikap sunan Gresik yang dapat kita jadikan teladan bagi kehidupan sehari-hari, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.