Tidak terasa, bulan ini sudah memasuki tahun kedua untuk membayar hosting dan domain untuk blog emak K, widiutami[dot]com. Beberapa orang bertanya, bagaimana perjalanan ngeblog emak K sampai memutuskan untuk memakai WordPress Self Hosted yang bayarnya lumayan? Ehehehe, ini sebenarnya rahasia, tetapi demi menuntaskan asa penasaran sahabat yang bertanya, daku bongkar disini; ada hosting unlimited murah dari Niagahoster yang bisa dipilih sesuai kantong.
Perjalanan ngeblog emak K dimulai sejak kelas IX SMP. Kala itu ada tugas untuk membuat blog, aku pergi berdua ke warnet besama seorang sahabat, Dyah Septyaningrum. Tahun 2006, tarif warnet masih lumayan mahal. 5k/ jam, dengan koneksi yang aduhai. Aku belum mempunyai laptop kala itu, apalagi modem.
Berbekal tutorial dari mbah Google, aku membuat blog di blogspot dengan template ala-ala anak muda; penuh warna mentereng, background hitam, tulisan pink, plus salju dan musik. Hahaha.Sungguh jaman ngeblog yang alay.
Memasuki bangku SMA, aku mulai melupakan jika aku mempunyai blog. Sampai aku enggak ingat lagi email, password, bahkan alamat blognya saja lupa. 2010, saat aku menghadapi persiapan ujian akhir, aku membuat blog lagi dengan nama kebanggan; mustikaungu, theme-nya enggak jauh-jauh dari warna ungu. Enggak rutin update, tetapi masih jauh lebih baik daripada jaman SMP yang cuma buat untuk mencari nilai mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) doang. Hehehehe
Menikah dan Blog Self Hosted Pertama
Juni 2014 menjadi babak bau dalam kehidupanku, aku menikah dengan abah K yang juga menjadi owner blog nusagates ini. Tahun pertama pernikahan,kami nekat membuat blog Geodik[dot]com Self Hosted.Kala itu belum mengenal sponshored post, hanya mengandalkan Google Adsense yang tidak kunjung pay out.
Blog Geodik yang Alexanya sudah di tataran 5k terpaksa kami shutdown karena enggak kuat bayar sewa hosting di tahun kedua. Keputusan ini kusesalkan karena membayangkan seandainya blog Geodik masih survive sampai sekaang, pasti DA-nya sudah tinggi. Hahahaha
2015, abah K membuatkanku blog widut dot co di blogspot. Blog widut dot co mati di tahun kedua karena aku jarang menengok, tahu-tahu sudah expired. Kalau mau mengambil alih lagi, aku harus membayar 100 dollar. So sad.
Akhir 2016, kala itu si K baru berusia 2 bulan. Abah K prihatin karena aku luntang-luntung dan suntuk berat dengan aktivitas monoton momong bayi. Tengah malam, abah K membangunkanku dan menyuruhku untuk memilih tema.
“Eh? Kakak mau mbuatin blog self hosted?”
“Iya, ayo pilih temanya.”
Oh My God, begini rasanya mendapatkan kejutan antimainstream dari seorang suami programmer. Hahahaha. Aku pun memilih tema dengan semangat, warnanya enggak jauh-jauh dari branding seorang WiDUt; ungu.
Oktober 2016 menjadi babak baru sebagai seoang blogger, aku menjadi lebih semangat lagi untuk belajar ngeblog. Belajar membuat konten, grafis, Google Analytic, juga sedikit ilmu untuk membangun blog.
Aku tidak ingin membuat hadiah dari suami sia-sia. Aku belajar tentang monetize blog dengan pelan-pelan. Setapak demi setapak, biar enggak kesleo karena kejauhan melangkah. Aku menikmati segala prosesnya, pasang-surutnya, up dan down-nya.
Ya, perjalanan ngeblog emak K memang enggak instan. Jika dirunut dari pertama kali menyentuh blog, maka sudah 10 tahun aku mengenalnya. Jika dirunut dari pertama kali belajar dengan serius, maka aku sudah belajar sejak abah K membuat blog Geodik, seusia pernikahan kami; 4 tahun.
Proses ngeblog yang lumayan panjang, enggak instan. Semoga semakin berkah pada setiap langkah yang kutempuh.
Salam!
Emak K