Air adalah salah satu komponen yang sangat penting bagi kehidupan. Dapat dikatakan bahwa di bumi ini tiada kehidupan tanpa air karena air memang sepenting itu untuk menunjang kehidupan makhluk hidup. Kualitas air yang dikonsumsi makhluk hidup, terutama manusia, akan menimbulkan efek yang akan menentukan kualitas kesehatan dari makhluk hidup tersebut. Pada manusia sendiri, air merupakan kandungan terbesar dalam tubuh yaitu sekitar 50-70%. Oleh karena itu, sangat penting untuk memastikan bahwa air yang dikonsumsi bebas dari pencemaran air. Jika perlu, kita menguji kualitas air untuk memastikan bahwa air yang kita konsumsi aman.
Struktur Kimia Air
Secara kimiawi, air tersusun oleh dua atom hidrogen dan satu atom oksigen yang berikatan secara kovalen. Menurut Abel Wolman, pelopor teknik sanitasi modern asal Amerika Serikat, rumus kimia air adalah H2O + X, dimana X adalah zat-zat yang dihasilkan dari aktivitas alam dan buangan manusia.
Ciri-Ciri Air Bersih Layak Konsumsi
Kita perlu memastikan bahwa air yang kita konsumsi memenuhi syarat-syarat secara fisik, mikrobiologi, radioaktifitas, dan kimiawi untuk mencegah efek negatif yang tidak diinginkan. Syarat-syarat tersebut tercantum dengan jelas dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.
Syarat Fisik Air Bersih Layak Konsumsi
Syarat fisik air mencakup kualitas pada penampakan air tersebut. Syarat tersebut meliputi bau, rasa, warna, tingkat kekeruhan, dan total zat padat terlarut.
Syarat Mikrobiologi Air Bersih Layak Konsumsi
Syarat mikrobiologi air ditentukan oleh jumlah mikroorganisme patogen dan nonpatogen yang terdapat dalam air tersebut. Mikroogranisme patogen berupa virus dan bakteri yang dapat menyebabkan penyakit. Sedangkan mikroorganisme nonpatogen relatif tidak membahayakan kesehatan, tetapi dapat menimbulkan bau dan rasa yang tidak enak.
Syarat Radioaktifitas Air Bersih Layak Konsumsi
Syarat radioaktifitas air mengharuskan air bebas dari pencemaran bahan bersifat radioaktif. Untungnya pencemaran ini relatif jarang terjadi di Indonesia.
Syarat Kimiawi Air Bersih Layak Konsumsi
Syarat kimiawi menunjukkan kadar zat-zat kimia atau kandungan kimiawi dalam air tidak boleh berlebihan. Sangat penting untuk meninjau kualitas air secara kimiawi karena beberapa zat yang terlarut dalam air tidak menunjukkan adanya perubahan fisik. Hal ini menyebabkan air bisa saja tidak layak untuk dikonsumsi meskipun tampak tidak berwana atau jernih. Pada umumnya, gejala keracunan bahan kimia dalam air baru akan terlihat efeknya setelah beberapa tahun dikonsumsi. Oleh karena itu, dalam artikel ini akan dibahas lebih lanjut mengenai kandungan kimiawi dalam air.
Menurut Abadi dan Nuryati (2018), dalam bukunya disebutkan berdasarkan jenisnya, bahan-bahan yang terlarut dalam air dapat dibedakan menjadi bahan terlarut organik dan anorganik. Bahan organik dapat berasal dari limbah-limbah industri dan rumah tangga seperti deterjen, toluena, stirena, dan lain-lain. Sedangkan bahan anorganik itu seperti timbal (Pb), Nikel (Ni), Aluminium (Al), Besi (Fe), dan lain-lain. Apabila bahan-bahan tersebut terlarut dalam air secara berlebihan atau melebihi ambang batas yang telah disyaratkan maka akan mengurangi kualitas air.
Penyebab Pencemaran Air
Di Indonesia, sebagian besar pencemaran air disebabkan oleh aktivitas manusia yang membuang limbah permukiman, limbah pertanian, dan limbah industri termasuk pertambangan Potensi pencemaran air akibat bahan-bahan kimia ini salah satunya bergantung kepada area kawasan air tersebut.
Pada daerah yang dekat dengan kawasan industri seperti pertambangan, pencemaran yang mungkin terjadi diakibatkan oleh aktivitas pertambangan di daerah tersebut. Mengambil contoh dari jurnal Kaharapeni dan Noor (2015), air sungai di daerah pertambangan batu bara memiliki kandungan unsur keasaman dan logam berat yang melebihi ambang batas parameter yang sudah ditentukan sehingga potensi penurunan kualitas air menjadi lebih tinggi.
Potensi pencemaran air lainnya dapat juga terjadi di kawasan pertanian, dimana biasanya sumber pencemaran tersebut berasal dari pupuk dan pestisida yang digunakan pada tanaman yang kemudian dapat terlarut dalam air. Meskipun sebenarnya, penggunaan bahan-bahan tersebut tidak akan menimbulkan masalah jika digunakan sesuai dengan aturan yang ada.
Potensi pencemaran air akibat limbah permukiman dapat dikatakan menjadi salah satu yang paling umum terjadi. Dapat dilihat di sekeliling kalian, mungkin masih terdapat banyak sekali pencemaran akibat limbah permukiman ini. Limbah permukiman mengandung limbah domestik berupa sampah organik, anorganik, dan deterjen. Sampah organik dapat diartikan sebagai sampai yang dapat diuraikan oleh bakteri seperti daun-daunan, sayur-sayuran, dan buah-buahan. Sebaliknya sampah anorganik dapat diartikan sebagai sampah yang tidak diuraikan oleh bakteri seperti plastik, kaca, dan logam.
Pencemaran yang diakibatkan oleh aktivitas manusia ini berbanding lurus dengan semakin bertambahnya populasi manusia saat ini sehingga semakin banyak pula limbah buangan manusia.
Menguji Kualitas Air
Sebelum mengonsumsi air minum, ada baiknya kita menguji kualitas air agar tidak berbahaya bagi tubuh. Ada dua metode yang bisa kita gunakan untuk menguji kualitas air. Metode pertama adalah dengan metode sederhana dan metode kedua adalah dengan metode uji laboratorium.
Menguji Kualitas Air dengan Metode Sederhana
Pertama, uji kualitas air dapat dilakukan sendiri dengan metode yang sederhana. Kedua, uji kualitas air dapat dilakukan di laboratorium setempat dengan memberikan sampel yang ingin kita uji dan membayar tarif ujinya.
Metode sederhana yang bisa dilakukan orang awam untuk menentukan kualitas air adalah dengan menggunakan indra. Air yang baik adalah yang tidak berbau, berasa, maupun berwarna.
- Apabila air berbau seperti pemutih, kemungkinan air tersebut mengandung klorin yang ditambahkan PDAM untuk memastikannya aman digunakan.
- Apabila air terasa pahit, kemungkinan air mengandung polutan berupa mineral seperti besi dan alumunium.
- Warna merah kekuningan pada menandakan adanya cemaran besi. Jika air berwarna kuning, kemungkinan air tercemar materi organik. Selain itu, air keruh menandakan adanya pengotor seperti lumpur
Menguji Kualitas Air dengan Metode Laboratorium
Pengujian sederhana yang dilakukan sendiri ini tentu saja tidak 100% akurat. Jika ingin hasilnya sedikit lebih akurat, anda bisa menggunakan TDS meter. TDS meter adalah alat untuk mengukur kandungan TDS (Total Dissolved Solid) dalam sebuah larutan, yaitu jumlah zat padat yang terlarut dalam larutan tersebut. Penggunaan alat ini cukup mudah, yaitu hanya dengan mencelupkannya ke dalam larutan yang akan diukur kurang lebih 5 cm kedalamannya. Kemudian tunggu selama beberapa menit untuk hingga angka pada hasil pengukurannya stabil. Meskipun demikian, pengukuran dengan menggunakan alat ini tetap tidak lebih akurat daripada uji laboratorium. Oleh karena itu, untuk mendapatkan kita bisa memberikan sampel air yang ingin kita ke yang lebih profesional agar kualitas air tersebut dapat diteliti dengan baik.
Di Salatiga, uji kualitas air dapat dilakukan di Laboratorium Kimia FSM UKSW. Lokasinya ada di Gedung Y, Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga, Jawa Tengah, Indonesia 50711. Untuk alur pengujian sampel di laboratorium ini dapat dilihat pada bagan di bawah: