Hidroponik menjadi salah satu pilihan untuk bercocok tanam di lahan perkotaan yang sempit. Hidroponik adalah lahan budidaya pertanian tanpa menggunakan media tanah. Dalam hal ini, medium pengganti tanah yang digunakan adalah air sehingga tidak memerlukan lahan terlalu besar. Namun, sistem hidroponik harus diperhatikan dengan benar PH Air yang menjadi media tanamnya.
Kelebihan sistem hidroponik antara lain penggunaan lahan lebih efisien, tanaman berproduksi tanpa menggunakan tanah, kuantitas dan kualitas produksi lebih tinggi dan lebih bersih, penggunaan pupuk dan air lebih efisien, pengendalian hama dan penyakit lebih mudah. Sedangkan kekurangan dari sistem hidroponik yaitu, hidroponik sangat membutuhkan ketelitian, ketelatenan, dan pemantauan secara terus-menerus (Buana dkk, 2019).
Dalam proses pembudidayaannya kita perlu memerhatikan pH dari air yang gunakan karena pH air berdampak dalam penyerapan unsur nutrisi yang diperlukan tanaman. pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau tingkat kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan (Fakhruzzaini dan Aprilianto, 2017). Derajat keasaman (pH) pada air penting sekali untuk diperhatikan apabila anda ingin membudidayakan tanaman secara hidroponik. Untuk mengukur derajat keasaman (pH) ini sendiri, kita dapat menggunakan alat bernama pH meter.
Mempertahankan pH yang tepat dalam sistem hidroponik akan mencegah reaksi kimia negatif pada larutan nutrisi hidroponik karena tingkat pH tinggi dapat menyebabkan penyumbatan pada saluran sistem hidroponik sehingga dapat mengakibatkan masalah. Karena banyaknya asam dan basa dapat menyebabkan korosif dan tentu saja itu adalah hal berbahaya untuk tanaman. Maka dari itu rentang pH yang diijinkan untuk larutan nutrisi hidroponik adalah antara 5,5 – 7,5. Di bawah atau diatas range pH ini biasanya dapat mengakibatkan masalah pada larutan nutrisi hidroponik. Biasanya terjadi endapan pada larutan nutrisi yang akan berakibat pada defisiensi kebutuhan unsur hara tanaman hidroponik. (Fakhruzzaini dan Aprilianto, 2017).
Berdasarkan situs web farmee.id, standar kadar pH pada setiap tanaman itu berbeda sehingga perlu disesuaikan pada jenis tanaman tersebut. Berikut ini adalah panduan tabel standar PH beberapa tanaman hidroponik yang dapat digunakan sebagai acuan:
Tabel Standar PH Sayuran Daun Hidroponik
Nama Sayuran Daun | pH |
Artichoke | 6.5 – 7.5 |
Asparagus | 6.0 – 6.8 |
Bayam | 6.0 – 7.0 |
Brokoli | 6.0 – 6.8 |
Endive | 5,5 |
Kangkung | 5.5 – 6.5 |
Kubis | 6.5 – 7.0 |
Kubis bunga | 6.5 – 7.0 |
Pakcoy | 7.0 |
Seledri | 6.5 |
Selada | 6.0 – 7.0 |
Tabel Standar PH Sayuran Buah Hidroponik
Nama Sayuran Buah | pH |
Cabai | 6.0 – 6.5 |
Kacang Polong | 6.0 – 7.0 |
Okra | 6.5 |
Tomat | 6.0 – 6.5 |
Terong | 6.0 |
Timun | 5.5 |
Tabel Standar PH Tanaman Buah Hidroponik
Nama Tanaman Buah | pH |
Blueberry | 4.0 – 5.0 |
Melon | 5.5 – 6.0 |
Markisa | 6.5 |
Pepaya | 6.5 |
Stroberi | 6.0 |
Semangka | 5.8 |
Tabel Standar PH Tanaman Bunga Hidroponik
Nama Tanaman Bunga | pH |
African Violet | 6.0 – 7.0 |
Anthurium | 5.0 – 6.0 |
Aster | 6.0 – 6.5 |
Begonia | 6.5 |
Caladium | 6.0 – 7.5 |
Carnation | 6.0 |
Chrysanthemu | 6.0 – 6.2 |
Dahlia | 6.0 – 7.0 |
Dracaena | 5.0 – 6.0 |
Ferns | 6.0 |
Freesia | 6.5 |
Gladiolus | 5.5 – 6.5 |
Monstera | 5.0 – 6.0 |
Palms | 6.0 – 7.5 |
Roses | 5.5 – 6.0 |
Selain yang telah disebutkan di atas, tentunya masih ada banyak sekali tanaman yang bisa menggunakan metode hidroponik ini yang bisa anda explore sendiri. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa penting sekali untuk mempertahankan pH yang tepat dari system hidroponik. Apabila pH tidak sesuai dengan range yang ada, perlu kita kondisikan yaitu dengan menaikkan atau menurunkannya agar sesuai dengan range pH yang telah dianjurkan dalam menanam secara hidroponik.
Cara Menaikkan atau Menurunkan pH
Dilansir dari farmee.id, apabila pH menunjukkan angka di bawah range yang telah ditentukan maka anda perlu menaikkan pH nutrisi agar bisa bekerja optimal pada tanaman. Cara yang dapat dilakukan adalah dengan menambahkan larutan kimia kalium hidroksida (KOH) 10% sedikit demi sedikit. Perlu diperhatikan bahwa penambahan larutan KOH 10% ini harus dilakukan secara hati-hati. Penambahan dilakukan sedikit demi sedikit agar tidak berlebihan dan didapat kadar pHdiinginkan.
Sebaliknya, apabila pH menunjukkan angka di atas range yang telah dianjurkan maka anda perlu menurunkan pHnya. Cara yang digunakan kurang lebih sama dengan saat kita menurunkan Ph, tetapi larutan yang kita pakai kali ini berbeda. Untuk menurunkan pH pada larutan nutrisi hidroponik kita bisa menggunakan larutan seperti asam sulfat (H2SO4), asam nitrat (HNO3), dan asam fosfat (H3PO4) dengan konsentrasi 10% juga. Setelah larutan tersebut didapatkan, kita bisa menambahkannya ke larutan nutrisi sedikit demi sedikit.
Anda juga bisa membeli produk bernama pH up dan pH down yang beredar di pasaran. Sesuai dengan namanya, pH up digunakan untuk menaikkan pH sedangkan pH down digunakan untuk menurunkan pH. Konsep penggunaannya sama, anda hanya perlu menuangkannya ke larutan nutrisi sedikit demi sedikit sampai tercapai pH yang diinginkan.