Walisanga adalah istilah yang menandakan jumlah wali yang ada sembilan. Dalam bahasa Jawa songo berarti sembilan. Dalam menyiarkan agama Islam, Walisanga memadukan budaya setempat dengan budaya Islam. Mereka menyisipkan nilai-nilai Islam dalam kesenian tradisional maupun upacara adat istiadat setempat. Terdapat 3 metode yang digunakan walisanga untuk berdakwah. Apa saja metode dakwah Walisanga itu? Simak pembahasan di bawah ini.
Metode Dakwah Al-Hikmah
Al-Hikmah (kebijaksanaan). Artinya merupakan kemampuan dan ketetapan da’i dalam memilih, memilah, dan menyelaraskan teknik dakwah dengan kondisi objektif mad’u (objek dakwah). Sebagaimana yang dilakukan oleh Sunan Kudus.
Metode Dakwah Al- Mau’iza Al Hasanah
Al-Mau’iza Al Hasanah (nasihat yang baik). Yakni memberi nasihat dengan kata-kata yang masuk ke dalam kalbu dengan penuh kasih sayang dan ke dalam perasaan dengan penuh kelembutan; tidak membongkar atau membeberkan kesalahan orang lain.
Metode Dakwah Al-Mujadalah Billati Hiya Ahsan
Al-Mujadalah Billati Hiya Ahsan (berbantah-bantah dengan jalan sebaik-baiknya). Yaitu tukar pendapat yang dilakukan oleh dua pihak secara sinergis, yang tidak melahirkan permusuhan dengan tujuan agar lawan menerima pendapat yang diajukan dengan memberikan argumentasi dan bukti yang kuat. Antara satu dengan yang lainnya saling menghargai dan menghormati pendapat keduanya berpegang kepada kebenaran.