Sebagian orang mungkin penasaran seperti apa suasana Pondok Gontor dan persiapan santri-santrinya menjelang ujian. Ketatnya penegakan disiplin Pondok Gontor sudah bukan rahasia, tetapi suasana menjelang ujian, saat ujian hingga usai ujian tentu hanya santrinya yang mampu menjiwai dan merasakannya.
Ragam Ujian di Pondok Pesantren Gontor
Ujian di Gontor berlangsung dua kali, di awal tahun ajaran (semester ganjil) dan akhir tahun ajaran (semester genap) masing-masing selama satu bulan. Waktu yang dibutuhkan sekitar dua pekan untuk ujian lisan dan 10 hari untuk ujian tulis. Di antara masa ujian tulis terdapat hari tenang/libur yang jatuh pada hari Selasa dan Jumat. Namun hari libur di antara masa ujian bukanlah saat untuk bersantai. Para santri tetap belajar untuk persiapan menghadapi ujian berikutnya sebab rata-rata setiap hari harus menghadapi ujian dua hingga tiga mata pelajaran.
Ujian lisan yang dihadapi santri berdasarkan jadwal yang ditentukan. Ujian lisan meliputi materi bahasa Inggris, bahasa Arab dan pendalaman Al Qur’an. Setiap santri harus berhadapan dengan empat orang penguji dalam waktu minimal 15 menit. Sementara ujian tulis dilaksanakan secara serentak setelah rangkaian ujian lisan diselesaikan. Materi yang diujikan meliputi seluruh mata pelajaran berdasarkan tingkat kelasnya.
Persiapan Santri Menjelang Ujian di Pondok Pesantren Gontor
Menjelang ujian para santri mempersiapkan diri sebaik-baiknya agar mampu meraih hasil maksimal dan berharap tak tertinggal. Di Gontor dikenal istilah “belajar malam” pada saat mendekati masa ujian. Saat belajar malam, usia sholat Isya berjamaah dan makan malam, para santri diwajibkan belajar di luar kamar asrama. Mereka boleh belajar di manapun; di teras asrama, di masjid jami’ pondok, di bawah pepohonan, di gelanggang olahraga, di tepi lapangan atau di ruang kelas bersama rekan-rekan di bawah bimbingan ustadz wali kelas.
Para ustadz berkeliling untuk memastikan tidak ada santri yang tidur di dalam kamar dan bersungguh-sungguh dalam belajar. Di berbagai lokasi bertebaran spanduk, poster, baliho berisi kata-kata motivasi untuk memacu semangat belajar.
Suasana Ujian di Pondok Modern Darussalam Gontor
Ujian selalu mendebarkan bagi siapapun, tidak terkecuali bagi santri Gontor. Ujian lisan ditentukan berdasarkan ruang dan jadwal khusus. Meski saat hari-hari sekolah santri Gontor tidak berseragam, ketika menghadapi ujian lisan mereka diwajibkan mengenakan kemeja putih dan celana hitam. Sambil menanti giliran masuk ruang ujian, di teras ruang kelas dipenuhi santri-santri yang sibuk menghafal dan membaca buku.
Setelah ujian lisan selesai, santri menghadapi ujian tertulis serentak untuk semua materi pelajaran. Pengaturan ruang ujian tulis di Gontor cukup unik. Tempat duduk disiapkan sedemikian rupa sehingga dalam satu bangku diisi santri dari tingkatan kelas yang berbeda. Ketika ujian tulis berlangsung, santri wajib taat peraturan khusus yaitu tidak boleh datang terlambat, tidak diperkenankan membawa buku atau catatan apapun di dalam ruang ujian.
Yang Dinanti Santri Pondok Modern Darussalam Gontor Setelah Ujian Usai
Seusai rangkaian ujian adalah saat yang paling dinantikan karena terbayang-bayang waktu liburan. Liburan di pondok pesantren Gontor dua kali dalam satu tahun. Libur 10 hari di bulan Rabiul Awal dan libur 50 hari di bulan Syaban-Ramadan-Syawal.
Sebagian wali kelas berinisiatif mengadakan tasyakuran kecil-kecilan bersama santri satu kelas sebagai bentuk rasa syukur telah menyelesaikan satu tahap ujian yang cukup melelahkan untuk menutup masa ujian. Menjelang liburan, para santri mengisi hari-harinya dengan mengantri surat jalan untuk perpulangan, mendengarkan petuah dari para kyai agar santri tidak salah langkah dalam mengisi waktu senggang, dan tak lupa packing barang-barang yang akan dibawa pulang.
Baca juga 10 fakta tentang Gontor.
Disclaimer: artikel ini ditulis dengan POV wali santri Gontor. Santri, ustadz, ataupun alumni yang ingin mennggambarkan suasana di Gontor dari sudutpandangnya bisa mengirimkan artikel melalui email [email protected]