Aku ingin memulai kisahku dengan mengenang ketertarikanku pada bahasa Inggris beberapa tahun silam.
Waktu itu, aku sudah 2 tahun berhenti sekolah setelah lulus dari SLTP. Suatu malam, karena tidak bisa tidur, aku iseng-iseng membuka LKS (Lembar Kerja Siswa) Bahasa Inggris kelas 2 yang dulu pernah kupelajari saat masih bersekolah. Berbekal kamus lusuh yang sampul dan beberapa halamannya sudah hilang, aku mengartikan kata demi kata yang tak kupahami di dalam LKS tersebut. Arti yang kutemukan di dalam kamus kemudian kutulis di bawah kata bahasa Inggris seperti memaknai kitab kuning menggunakan aksara pegon.
Hari berganti minggu berganti bulan pun berganti, lembar demi lembar LKS itu belum selesai kurampungkan. Aku berganti ke LKS bahasa Inggris kelas 3 karena jenuh dan merasa mentok memaknai bacaan yang ada. Singkat cerita, ketertarikanku dengan bahasa Inggris semakin kuat. Beberapa kata dan frasa yang tidak kupahami seakan mendorongku untuk mencari guru lagi. Aku kemudian meminta ijin untuk melanjutkan sekolah lagi ke Madrasah Aliyah Negeri 3 Bojonegoro (MAN 3 Bojonegoro). Dulu, namanya masih MAN Ngraho.
Di sekolah baru, tentu saja bahasa Inggris menjadi pelajaran favorit. Guru pertama saat itu kalau tidak salah adalah bu Yanti selama kelas 1. Kelas 2 diganti bu Inayatin Syarofi tapi belum genap satu semester udah diganti oleh bu Indah Suciati lantaran bu Ina dipindah tugaskan (kalau tidak salah).
Di bawah bimbingan bu Indah ini lah kemampuan menulis dan membacaku terasah dengan baik. Sedangkan untuk listening dan speaking masih jauh tertinggal. Meskipun berkali-kali diboyong ke lab bahasa rasanya kemampuan listening dan speakingku tak banyak meningkat.
Aku paling suka jika bu Indah memberi tugas mengarang bebas sesuai tenses yang dipelajari saat itu. Entah bentuk present tense, past tense, past perfect/continuous tense, atau lainnya. Kata yang salah atau tidak sesuai tense akan dilingkari oleh bu Indah. Beliau akan memberikan feedback pada kata-kata yang telah dilingkari. Terkadang aku mendapat nilai 100 terkadang 80 dan terkadang 75. Aku masih ingat saat bu Indah melingkari kata check yang seharusnya kutulis checked. Waktu itu, aku mendapat nilai 85 kalau tidak salah. 😁
Ketika kuliah di Universitas Negeri Surabaya (Unesa), aku mengikuti tes TOEFL sekali dan mendapat nilai 427. Saat itu sudah dinyatakan lulus meskipun kemampuan speaking dan listeningku masih parah.
Di kampus ini, ternyata ada matakuliah Bahasa Inggris meskipun jurusan yang kuambil adalah Geografi. Saat itu, seingatku diampu oleh pak Ari. Aku masih ingat saat ujian lisan bahasa Inggris aku menjawab “i want to go to Harvard after graduated from here”. Sayangnya aku lupa dapat nilai apa dari pak Ari. Yang jelas bukan A. 🤣
Jujur saja, saat itu, aku tidak membayangkan kalau bahasa Inggris yang kupelajari akan benar-benar berguna untuk membangun karirku seperti saat ini. Maklum saja, aku anak dari petani yang tinggal di desa. Mau aku gunakan untuk apa kemampuan bahasa Inggris waktu itu? Bercakap dengan sapi? Ternyata Allah berkehendak lain.
Aku pernah menangani klien dari Yunani, Malta, India, Australia, Singapura, Irlandia, Amerika Serikat, dan negara-negara lainnya menggunakan bahasa Inggris. Bahkan! Klien dari Amerika Serikat sampai menjadi kawan baikku sampai sekarang. Aku juga memiliki kawan dari India, Pakistan, dan negara lainnya yang menggunakan bahasa Inggris untuk berkomunikasi.
Bahasa Inggris adalah menu wajib setiap hari untuk urusan pekerjaan. Entah sekedar untuk membaca literatur, membaca berita, membuat penawaran, melayangkan keluhan, dan lain sebagainya. Tapi jujur saja bahasa Inggris yang aku gunakan tidak 100% benar sesuai tenses yang diajarkan oleh bapak/ibu guru. Aku biasa berkata pada lawan bicara “could you please talk to me slowly. Remember we have language bearer”. Language bearer itu istilah yang kudapatkan dari teman Amerika yang berarti adanya sekat/tanggul Bahasa.
Sejauh ini, bahasa Inggris benar-benar membantuku untuk mengenal, menikmati, dan menjelajahi dunia. Semoga Allah memberikan balasan yang jauh lebih baik kepada bapak dan ibu guru yang telah berjasa mengajariku. Amin.
- Terimakasih pak Fatchur Rahman (Guru bahasa Inggris di MTs Nurul Yaqin) alm.
- Bu Yanti
- Bu Inayatin Syarofi
- Bu Indah Suciati
- Pak Arinto Nugroho