Kebun Binatang Surabaya (KBS) adalah salah satu [kamus kata=’destinasi’] wisaya yang terkenal di Surabaya. Banyak pengunjung dari luar kota yang mendatangi tempat wisata ini terlebih lagi saat hari libur. Pengunjung rela berdesak-desakkan untuk melihat-lihat aneka binatang yang tak dapat dilihatnya dalam kehidupan sehari-hari seperti gajah, rusa, kijang, harimau, singa, unta, dan lain sebagainya. Selain binatang, KBS juga membuat taman yang berisi beraneka ragam jenis tumbuhan.
Kesempatan untuk liburan ke KBS ini datang begitu saja tanpa perencanaan sama sekali. Ketika hendak ke Krian untuk menemani kakak yang mau melahirkan, aku menelponnya terlebih dahulu. Saat itu, aku bercanda mengatakan sekalian mau ke KBS. Ternyata kakak mengaku kalau anaknya yang pertama sudah lama mengajak untuk pergi ke KBS lagi tetapi belum punya waktu. Akhirnya aku memutuskan untuk menjanjikan ia pergi ke KBS bersama. “Sekali kedip dua pulai terlampaui”, pikirku. Disamping aku bisa mengajak keluarga untuk liburan, aku juga bisa memenuhi keinginan anaknya kakak yang pertama untuk pergi ke KBS.
Perjalanan Ke KBS dari Krian
Kami pergi ke KBS menggunakan kendaraan roda dua melewati jalan Madiun – Surabaya. Sesampainya di Jalan Ahmad Yani Surabaya, kami kena [kamus kata=’tilang’] karena salah ambil jalur. Aku tidak tahu kalau jalan yang tengah hanya untuk kendaraan roda empat saja. Aku melihat di depan ada banyak pengendara roda dua yang lewat situ aku pun ikut lewat situ karena memang itu adalah jalan satu-satunya sewaktu aku masih kuliah dulu. Ternyatasekarang sudah berubah. Pengendara roda dua harus lewat jalan yang ada di samping kiri. Jalannya lebih luas dan lancar.
Setelah diijinkan jalan lagi oleh pak polisi, kami melanjutkan perjalanan ke KBS. Tiba di KBS sekitar pukul 11 WIB. Sebelum masuk ke parkiran, kami mampir di ATM yang ada di depan gerbang masuk tempat parkir KBS. Parkir kendaraan roda dua ditarik biaya Rp. 5.000. Tempat parkirnya lumayan luas akan tetapi penataan parkirnya semrawut. Antara parkir kendaraan roda dua dan kendaraan roda empat dicampur menjadi satu. Di sela-sela kendaraan roda empat digunakan untuk memarkir kendaraan roda dua sehingga tidak ada celah yang kosong sama sekali. Hal ini tentu menyulitkan ketika hendak keluar.
Masuk Ke KBS
Meskipun aku pernah 4 tahun tinggal di Surabaya, aku belum pernah masuk ke KBS sehingga ini adalah pengalaman pertama kaliku memasukinya. Kami membeli 3 [kamus kata=’tiket’] masuk yaitu untukku sendiri, untuk Widut, dan untuk anaknya kakak. Sedangkan si K belum perlu membayar tiket masuk. Harga tiket untuk satu orang adalah Rp. 17.000. Entah itu harga khusus hari libur atau harga normal aku tidak tahu.
Memsuki KBS langsung membawa kami untuk melihat-lihat aneka jenis unggas. Setelah itu, kami melanjutkan untuk melihat-lihat [kamus kata=’reptilia’] dan [kamus kata=’mamalia’] sebelum akhirnya berhenti di tempat untuk naik gajah. Kami membeli 3 tiket untuk naik gajah untuk Widut, si K dan anaknya kakak. Sedangkan aku memilih menjadi tukan foto saja. Harga tiket untuk naik gajah per orang sebesar Rp. 75.000 mendapatkan tiket 1 kali naik gajah, 1 kali foto saat naik gajah, dan 1 kali makan sambil menunggu proses cetak foto. Widut mengatakan lebih recommended naik gajah dibanding makan di warung makan yang ada di dalam KBS. Disamping harga jual makanan di warung itu cukup mahal rasanya juga kurang pas.
Setelah naik gajah, mengambil makanan dan foto, kami melanjutkan perjalanan untuk melihat kandang gajah, kandang rusa, kijang, kuda nil, keledai, monyet, harimau, singa, unta, dan masih banyaklagi lainnya sehingga membuat kami sangat capek.
Sebelum pintu keluar KBS, ada [kamus kata=’wahana’] naik perahu yang membuat si K dan anaknya kakak [kamus kata=’kepincut’] ingin naik. Akan tetapi karena aku sudah sangat capek, aku tidak memenuhi permintaan mereka. Mungkin lain kali.